BREAKING

Pendidikan Untuk Kehidupan

Berbicara tentang pendidikan kita semua pasti sudah tahu bahwa betapa pentingnya pendidikan tersebut. Pendidikan, kemampuan, pengetahuan merupakan salah satu modal yang kita miliki untuk hidup di zaman yang serba sulit ini. Mengapa dikatakan demikian?
Kita tentu sudah bisa menjawabnya, apa hal pertama yang dilihat bila kita ingin mengajukan surat lamaran perkerjaan? Apa yang kita butuhkan ketika ingin memulai suatu bisnis atau usaha?
pendidikan dan pembelajaran tidak pernah ada matinya. Keduanya merupakan bagian proses kehidupan yang dialami seluruh umat manusia dalam rangka memahami eksistensi hidup, perkembangan diri dan adaptasi dengan lingkungan sosialnya. Berbagai macam metode pembelajaran dan konsep-konsep pendidikan baik secara konvensional maupun modern telah diupayakan untuk kelanjutan kehidupan umat manusia secara lebih baik dan berkualitas.
Banyak permasalahan dan isu penting yang tetap aktual untuk dicari jalan keluar dan solusi terbaik seputar pendidikan dan pembelajaran yang diterapkan saat ini dan apa yang sebaiknya diterapkan di masa mendatang.
Pertemuan tahunan internasional untuk Inovasi Pendidikan (WISE=The World Innovation Summit for Education (WISE) tahun ini direncanakan berlangsung di Qatar National Convention Centre, Doha, 29-31 Oktober 2013 dengan mengambil tema 'Reinventing Education for Life'. WISE ini didirikan Oleh Qatar Foundation tahun 2009. WISE beranggotakan multisektor dari para praktisi pendidikan seluruh dunia untuk menemukan inovasi cara-cara baru dalam menghadapi tantangan dan permasalahan pendidikan kini dan masa yang akan datang. WISE mendorong pendekatan baru untuk pendidikan dan berusaha untuk mempromosikan praktik terbaik dari berbagai sektor dan dari seluruh dunia.
Inisiatif WISE didukung oleh jaringan enam mitra yang berdedikasi dan lembaga-lembaga internasional yang terlibat dalam isu pendidikan utama: Agence Universitaire de la Francophonie (AUF), yang Asosiasi Commonwealth Universitas (ACU), yang Institute of International Education (IIE), yang Internasional Association of University Presidents (IAUP), RAND, dan UNESCO.
Asher Deleon (komisi faure Unesco, 1996) jauh sebelumnya telah memaparkan gagasannya tentang pentingnya " belajar menjadi" sebagai ide kunci. Fokus pada pembelajaran, sebuah proses yang melampaui pendidikan, dan mengajar. Pendidikan dan pengajaran merupakan dimensi dalam proses pembelajaran. Sekolah dan hasil kegiatan sekolah (pendidikan formal, non-formal dan informal) diperlakukan tanpa pembedaan hirarki, dan pentingnya pendidikan dasar untuk semua dan pendidikan orang dewasa diambil sebagai sebuah premis: 'belajar adalah suatu proses yang berlangsung seumur hidup, baik dalam durasi dan dalam keragaman'.
Lebih lanjut Asher menyatakan bahwa terdapat kritik dari "Learning to be" yaitu bahwa hal tersebut terlalu banyak yang diharapkan dari pendidikan dan tidak cukup dalam memperhitungkan kondisi ekonomi dan politik yang berlaku. Hal ini terkait dengan sumber daya material dari negara-negara berkembang dan sejauh mana negara-negara industri benar-benar bersedia untuk menyediakan bantuan substansial. Cerminan kurangnya relaisme dari "belajar menjadi" diperoleh melalui fenomena kesenjangan pendidikan yang terus melebar antara individu, antar kelompok etnis, kelas sosial, agama, dan antar negara.
Isu utama yang dibawa UNESCO dalam forum ini adalah tentang konsep "belajar menjadi" dan "pembelajaran". Hal ini telah berpengaruh dalam mempromosikan visi humanistik terintegrasi dan belajar sepanjang hayat yang didukung oleh empat pilar: yaitu learning to be, to know, to do, and to live together. Dalam perkembangannya untuk tujuan Pembangunan Milenium tahun 2015 mendatang dengan melihat perkembangan baru saat ini dan realitas pendidikan yang ada, mungkin sudah waktunya perlu meninjau kembali empat pilar tersebut.
Terdapat masalah akses terhadap pendidikan yang berkualitas, pembelajaran yang relevan, dan kesenjangan antara pembelajaran yang kita miliki dan yang seharusnya diperlukan untuk memenuhi tantangan kehidupan secara individual maupun sosial kemasyarakatan. Keadaan ini terjadi di negara berkembang dan negara maju.
Belajar merupakan aktifitas fundamental bagi kehidupan, sebagai kunci dasar masing-masing individu dalam berhubungan dengan orang lain, berpartisipasi dalam seluruh sektor kehidupan sosial dan kemasyarakatan.Melalui belajar ini didapat kemampuan secara mandiri untuk berpikir, beradaptasi, dan menyesuikan dengan perubahan dan perkembangan jaman agar hidup dapat lebih baik dan bermakna.
Inovasi dan kreatifitas menjadi pokok bahasan utama untuk diamati sebagai sarana menutup kesenjangan antara pendidikan, pembelajaran dan kehidupan.
Bagaimana membawa Pembelajaran dalam Kehidupan
Pembahasan meliputi bagaimana menjamin tercapainya standar minimun melek huruf dan berhitung bagi peserta didik, apakah semua peserta didik memerlukan keterampilan/keahlian STEM ((Science, Technology, Engineering & Mathematics) dan jika ya demikian, bagaimana cara mengajarkan pada anak didik secara efektif. Apakah di era global abad 21 terdapat nilai-nilai universal yang dapat dibagikan, jika ya bagaimana menyampaikannya kepada peserta didik.
Bagaimana membawa kehidupan dalam Pembelajaran
Pembahasannya meliputi dapatkah kita mendapatkan pendidikan tanpa guru? Data pendidikan yang sedemikian besar akan dipakai untuk tujuan dan kegunaan apa saja? Pembelajaran secara online dapatkah meningkatkan akses dan kualitas pendidikan atau sekedar tren saja, dengan Inovasi Frugal dapatkah kita berbuat lebih banyak dari sesuatu yang kurang atau terbatas? dan apakah teknologi dapat membebaskan pembelajaran saat ini.
Kita berharap banyak hasil WISE ini agar dapat memberikan masukan dan inspirasi dalam memajukan pendidikan dan pembelajaran yang tentu saja disesuaikan dengan kondisi bangsa kita. Salah satu dari Isu aktual masalah pendidikan yang masih hangat dikupas mengenai penerapan kurikulum baru dan ujian negara. Kebijakan ini masih menuai perbedaan pandangan. Terlepas dari argumentasi yang disajikan dari sudut pandang yang berbeda, seluruh kebijakan dan konsep yang diterapkan tersebut pada dasarnya membawa ide untuk memajukan pendidikan di negeri ini.
Di beberapa daerah ada pula kemauan kuat untuk menerapkan aturan "jam belajar/zona waktu belajar", di daerah lain ada "kampung belajar", "kota pelajar", "masyarakat sadar informasi", "Kelompok informasi masyarakat", dan lain sebagainya jika ditautkan dengan konsep 'Lifelong education' and 'the learning society' maka secara sosial kemasyarakatan telah mencerminkan tekanan dan dorongan keinginan yang lebih kuat bagi upaya mewujudkan pendidikan yang lebih baik bagi kehidupan individu dan masyarakat di negeri ini.  (eip, Bid.Kominfo)

sumber tulisan :
1. www.unesco.org/education/educprog/50y/brochure/maintrus/35.htm
2. www.wise-qatar.org
3. www.unesco.org/new/en/media-services/single-view/news/world_innovation_summit_for_education_wise_2013
4. en.wikipedia.org/wiki
Pendidikan adalah hal yang sangat dianggap penting di dunia, karena dunia butuh akan orang-orang yang berpendidikan agar dapat membangun Negara yang maju. Tapi selain itu karakter pun sangat diutamakan karena orang-orang pada zaman ini tidak hanya melihat pada betapa tinggi pendidikan ataupun gelar yang telah ia raih, melainkan juga pada karakter dari pribadi dari setiap orang.

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/nengristaindriani/artikel-tentang-pendidikan-karakter_552045b9813311612c9dfca0
Pendidikan adalah hal yang sangat dianggap penting di dunia, karena dunia butuh akan orang-orang yang berpendidikan agar dapat membangun Negara yang maju. Tapi selain itu karakter pun sangat diutamakan karena orang-orang pada zaman ini tidak hanya melihat pada betapa tinggi pendidikan ataupun gelar yang telah ia raih, melainkan juga pada karakter dari pribadi dari setiap orang. Proses pendidikan di sekolah masih banyak yang mementingkan aspek kognitifnya ketimbang psikomotoriknya, masih banyak guru-guru di setiap sekolah yang hanya asal mengajar saja agar terlihat formalitasnya, tanpa mengajarkan bagaimana etika-etika yang baik yang harus dilakukan. Di dalam buku tentang Kecerdasan Ganda (Multiple Intelligences), Daniel Goleman menjelaskan kepada kita bahwa kecerdasan emosional dan sosial dalam kehidupan diperlukan 80%, sementara kecerdasan intelektual hanyalah 20% saja. Dalam hal inilah maka pendidikan karakter diperlukan untuk membangun kehidupan yang lebih baik dan beradab, bukan kehidupan yang justru dipenuhi dengan perilaku biadab. Maka terpikirlah oleh para cerdik pandai tentang apa yang dikenal dengan pendidikan karakter (character education).

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/nengristaindriani/artikel-tentang-pendidikan-karakter_552045b9813311612c9dfca0
Pendidikan adalah hal yang sangat dianggap penting di dunia, karena dunia butuh akan orang-orang yang berpendidikan agar dapat membangun Negara yang maju. Tapi selain itu karakter pun sangat diutamakan karena orang-orang pada zaman ini tidak hanya melihat pada betapa tinggi pendidikan ataupun gelar yang telah ia raih, melainkan juga pada karakter dari pribadi dari setiap orang. Proses pendidikan di sekolah masih banyak yang mementingkan aspek kognitifnya ketimbang psikomotoriknya, masih banyak guru-guru di setiap sekolah yang hanya asal mengajar saja agar terlihat formalitasnya, tanpa mengajarkan bagaimana etika-etika yang baik yang harus dilakukan. Di dalam buku tentang Kecerdasan Ganda (Multiple Intelligences), Daniel Goleman menjelaskan kepada kita bahwa kecerdasan emosional dan sosial dalam kehidupan diperlukan 80%, sementara kecerdasan intelektual hanyalah 20% saja. Dalam hal inilah maka pendidikan karakter diperlukan untuk membangun kehidupan yang lebih baik dan beradab, bukan kehidupan yang justru dipenuhi dengan perilaku biadab. Maka terpikirlah oleh para cerdik pandai tentang apa yang dikenal dengan pendidikan karakter (character education).

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/nengristaindriani/artikel-tentang-pendidikan-karakter_552045b9813311612c9dfca0
Pendidikan adalah hal yang sangat dianggap penting di dunia, karena dunia butuh akan orang-orang yang berpendidikan agar dapat membangun Negara yang maju. Tapi selain itu karakter pun sangat diutamakan karena orang-orang pada zaman ini tidak hanya melihat pada betapa tinggi pendidikan ataupun gelar yang telah ia raih, melainkan juga pada karakter dari pribadi dari setiap orang. Proses pendidikan di sekolah masih banyak yang mementingkan aspek kognitifnya ketimbang psikomotoriknya, masih banyak guru-guru di setiap sekolah yang hanya asal mengajar saja agar terlihat formalitasnya, tanpa mengajarkan bagaimana etika-etika yang baik yang harus dilakukan. Di dalam buku tentang Kecerdasan Ganda (Multiple Intelligences), Daniel Goleman menjelaskan kepada kita bahwa kecerdasan emosional dan sosial dalam kehidupan diperlukan 80%, sementara kecerdasan intelektual hanyalah 20% saja. Dalam hal inilah maka pendidikan karakter diperlukan untuk membangun kehidupan yang lebih baik dan beradab, bukan kehidupan yang justru dipenuhi dengan perilaku biadab. Maka terpikirlah oleh para cerdik pandai tentang apa yang dikenal dengan pendidikan karakter (character education).

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/nengristaindriani/artikel-tentang-pendidikan-karakter_552045b9813311612c9dfca0
Pendidikan adalah hal yang sangat dianggap penting di dunia, karena dunia butuh akan orang-orang yang berpendidikan agar dapat membangun Negara yang maju. Tapi selain itu karakter pun sangat diutamakan karena orang-orang pada zaman ini tidak hanya melihat pada betapa tinggi pendidikan ataupun gelar yang telah ia raih, melainkan juga pada karakter dari pribadi dari setiap orang. Proses pendidikan di sekolah masih banyak yang mementingkan aspek kognitifnya ketimbang psikomotoriknya, masih banyak guru-guru di setiap sekolah yang hanya asal mengajar saja agar terlihat formalitasnya, tanpa mengajarkan bagaimana etika-etika yang baik yang harus dilakukan. Di dalam buku tentang Kecerdasan Ganda (Multiple Intelligences), Daniel Goleman menjelaskan kepada kita bahwa kecerdasan emosional dan sosial dalam kehidupan diperlukan 80%, sementara kecerdasan intelektual hanyalah 20% saja. Dalam hal inilah maka pendidikan karakter diperlukan untuk membangun kehidupan yang lebih baik dan beradab, bukan kehidupan yang justru dipenuhi dengan perilaku biadab. Maka terpikirlah oleh para cerdik pandai tentang apa yang dikenal dengan pendidikan karakter (character education).

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/nengristaindriani/artikel-tentang-pendidikan-karakter_552045b9813311612c9dfca0
Pendidikan adalah hal yang sangat dianggap penting di dunia, karena dunia butuh akan orang-orang yang berpendidikan agar dapat membangun Negara yang maju. Tapi selain itu karakter pun sangat diutamakan karena orang-orang pada zaman ini tidak hanya melihat pada betapa tinggi pendidikan ataupun gelar yang telah ia raih, melainkan juga pada karakter dari pribadi dari setiap orang. Proses pendidikan di sekolah masih banyak yang mementingkan aspek kognitifnya ketimbang psikomotoriknya, masih banyak guru-guru di setiap sekolah yang hanya asal mengajar saja agar terlihat formalitasnya, tanpa mengajarkan bagaimana etika-etika yang baik yang harus dilakukan. Di dalam buku tentang Kecerdasan Ganda (Multiple Intelligences), Daniel Goleman menjelaskan kepada kita bahwa kecerdasan emosional dan sosial dalam kehidupan diperlukan 80%, sementara kecerdasan intelektual hanyalah 20% saja. Dalam hal inilah maka pendidikan karakter diperlukan untuk membangun kehidupan yang lebih baik dan beradab, bukan kehidupan yang justru dipenuhi dengan perilaku biadab. Maka terpikirlah oleh para cerdik pandai tentang apa yang dikenal dengan pendidikan karakter (character education).

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/nengristaindriani/artikel-tentang-pendidikan-karakter_552045b9813311612c9dfca0

Bloger " "

Terima Kasih Atas Kunjungan Anda Pada Blog Kami.
Silahkan Tinggalkan Komentar Anda :

Posting Komentar

 
Copyright © 2013 Andi Hermanto Hz